KONSEP MAKNA BERDASARKAN BEBERAPA
PENDEKATAN
DAN TEORI LINGUISTIK
DISUSUN
OLEH:
KELOMPOK 3
REGULER B
2011
LASTRI P.
SARAGIH 2113111045
LIA
ANDRIYANI 2113111046
NAOMI C.
NAINGGOLAN 2113111055
NOVI
AFRIADI 2113111056
NUR IQLIMA
LUBIS 2113111059
PORMAN
HUTAGAOL 2113111060
RENY
ANASTASYA SITORUS 2113111065
DARA SYAHADA 208311017
JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2012
KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya yang dianugerahkan kepada kami sehingga pada
kesempatan ini kami dapat menyelesaikan tugas yang telah kami diskusikan
bersama dengan tepat pada waktunya.
Kami
juga berterima kasih pada dosen pengampu mata kuliah Semantik, Muharrina, S.S., M.Hum yang telah
mengajarkan kami hal-hal yang memperbaharui pengetahuan kami mengenai Semantik.
Dengan diberikannya tugas kelompok ini, kami dapat saling bertukar informasi
maupun berbagi informasi mengenai “Konsep Makna Berdasarkan Beberapa Pendekatan
dan Teori Linguistik.”
Makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca dan dari dosen pengampu mata kuliah Semantik.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca “ Konsep Makna
Berdasarkan Beberapa Pendekatan dan Teori Linguistik”. Akhir kata kami ucapkan
terima kasih.
Medan, September 2012
Penyusun,
Kelompok III
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................. 2
1.3 Tujuan...................................................................................................................... 2
BAB II KONSEP MAKNA
MELALUI BEBERAPA PENDEKATAN DAN TEORI
LINGUISTIK................................................................................................................ 3
2.1 Pengertian Makna.................................................................................................. 3
2.2 Pendekatan Makna................................................................................................ 4
BAB III PENUTUP...................................................................................................... 7
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 7
3.2 Saran....................................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................... iii
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Persoalan makna merupakan persoalan
yang menarik dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya saja reklame yang dipasang
di tepi jalan yang bertuliskan /lezat/.
Pada mulanya orang tidak memahami apa yang dimaksud oleh pemasang iklan. Lama-lama
orang mengerti juga, yang dimaksud enak
dan sedap.
Ketidakmengertian itu muncul karena penulisan yang tampak. Seandainya ditulis enak tentu segera dipahami.
Di depan lampu pengatur lalu lintas
sering tertera urutan kata: “Belok
kiri jalan terus.” Untuk
pemakai jalan tidak menafsirkannya berjalan terus atau lurus yang akan
mengakibatkan tabrakan, tetapi menafsirkannya: “Jika ingin membelok ke kiri diperbolehkan
berjalan terus.”
Seorang yang berbudaya Jawa berkata kepada
seseorang yang berbudaya Gorontalo, “Mari, Pak!” Orang Gorontalo yang mendengar
urutan kata itu langsung berdiri dan karena orang yang berkata “Mari, Pak tadi mengendarai
sepeda”, maka orang Gorontalo
itu langsung membonceng. Orang yang berbudaya Jawa terkejut dan bertanya,
“Bapak mau ke mana?” Dijawab oleh si Gorontalo, “Bapak kan mengatakan mari
Pak”. Orang Gorontalo itu mengira ia diajak; padahal urutan kata: “Mari Pak”, bagi yang berbudaya
Jawa merupakan ungkapan untuk meminta izin lewat jalan.
Kasus-kasus tersebut masih boleh
diperpanjang. Kasus-kasus semacam itu memperlihatkan adanya beban yang terdapat
dalam kata-kata yang digunakan, yakni makna. Oleh karena itu, soal makna yang
merupakan objek semantik akan dibahas dalam makalah ini.
1.2
Rumusan
Masalah
Adapun rumusan masalah yang kami gunakan dalam
pembuatan makalah ini adalah:
1. Apa
itu makna?
2. Apa
saja pengertian makna menurut para ahli?
3. Bagaimana
pendekatan dari pada makna?
4. Bagaimana
pengertian makna melalui pendekatan linguistik?
1.3
Tujuan
Adapun tujuan dari
penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk
mengetahui pengertian makna.
2. Untuk
mengetahui pengertian makna menurut para ahli.
3. Untuk
mengetahui pendekatan dari makna.
4. Untuk
mengetahui pengertian makna melalui pendekatan linguistik.
BAB II
KONSEP MAKNA MELALUI
BEBERAPA PENDEKATAN DAN LINGUISTIK
2.1 Pengertian Makna
Istilah
makna (meaning) merupakan kata dan
istilah yang membingungkan. Bentuk makna diperhitungkan sebagai istilah sebab
bentuk ini mempunyai konsep dalam bidang ilmu tertentu, yakni dalam bidang
linguistik. Istilah makna walaupun membingungkan, sebenarnya lebih dekat dengan
kata. Sering kita berkata, apa artinya kata ini, apakah artinya kalimat ini?
Dalam
Kamus Linguistik, pengertian makna dijabarkan menjadi :
1. maksud pembicara;
1. maksud pembicara;
2.
pengaruh penerapan bahasa dalam pemakaian persepsi atau perilaku manusia atau
kelompok manusia;
3.
hubungan dalam arti kesepadanan atau ketidak sepadanan antara bahasa atau
antara ujaran dan semua hal yang ditunjukkannya, dan
4. cara menggunakan lambang-lambang
bahasa ( Harimurti Kridalaksana, 2001: 132).
Di
dalam buku The meaning (Ogden dan
Richards, 1972: 186-187) telah dikumpulkan ada
16 dari
batasan mengenai makna. Bagi orang awam, untuk memahami makna kata tertentu ia
dapat mencari kamus sebab di dalam kamus terdapat makna yang disebut makna
leksikal. Dalam kehidupan sehari-hari orang sulit menerapkan makna yang
terdapat di dalam kamus sebab makna sebuah kata sering bergeser jika berada
dalam satuan kalimat. Dengan kata lain,
setiap kata kadang-kadang mempunyai makna luas. Itu sebabnya kadang-kadang
orang tidak puas dengan makna kata yang tertera di dalam kamus. Hal ini muncul
jika orang bertemu atau berhadapan dengan idiom, gaya bahasa, metafora,
peribahasa,
dan ungkapan.
2.2 Pengertian Makna
Menurut Para Ahli
Saussure
(Chaer, 2007:286) mengungkapkan
pengertian makna sebagai pengertian atau konsep yang dimiliki atau terdapat
pada suatu tanda linguistik.
Saussure
(1994:286) mengungkapkan bahwa makna adalah pengertian atau konsep yang
dimiliki atau terdapat pada suatu tanda linguistik.
Shipley (1962: 261) berpendapat bahwa, jika
seseorang menafsirkan makna sebuah lambang, berarti ia memikirkan sebagaimana
mestinya tentang lambang tersebut; yakni suatu keinginan untuk menghasilkan
jawaban tertentu dengan kondisi-kondisi tertentu pula.
Dari
pengertian para ahli bahasa di atas, dapat dikatakan bahwa batasan tentang
pengertian makna sangat sulit ditentukan karena setiap pemakai bahasa memiliki
kemampuan dan cara pandang yang berbeda dalam memaknai sebuah ujaran atau kata.
2.3 Pendekatan
Makna
Makna
dapat dibicarakan dari
dua pendekatan, yakni pendekatan analitik atau referensial dan pendekatan
operasional. Pendekatan analitik ingin mencari makna dengan cara menguraikannya
atas segmen-segmen utama, sedangkan pendekatan operasional ingin mempelajari
kata dalam penggunaannya. Pendekatan operasional lebih menekankan, bagaimana
kata dioperasikan di dalam tindak fonasi sehari-hari.
Di
depan telah dikatakan bahwa pendekatan analitik ingin menguraikan makna dengan
jalan segmentasi. Ambillah contoh kata istri.
Dilihat
dari pendekatan analitik, kata istri dapat
diuraikan menjadi:
- Perempuan
- Telah
bersuami
- Kemungkinan
telah beranak
- Manusia
- Ramah-tamah
- Berambut
panjang
- Berfungsi
sebagai pendamping suami
- Hak
dan kewajibannya tidak berbeda dengan hak dan kewajiban suami.
Jika kata “istri” dilihat dari segi
pendekatan operasional, akan terlihat dari kemungkinan-kemungkinan
pemunculannya dalam kalimat-kalimat, misalnya sebagai berikut:
- Si
Dula mempunyai istri.
- Istri
si Ali telah meninggal
- Banyak
istri yang telah bekerja di kantor
- Apakah
istrimu sudah naik haji?
Tetapi tidak mungkin orang
mengatakan:
- Istri
Ali berkaki tiga.
- Istri
tidak pernah melahirkan.
Pendekatan operasional menggunakan tes
substitusi untuk menentukan tepat tidaknya makna sebuah kata. Misalnya, apakah
kata memberitakan sama dengan makna kata memberitahukan, dan apakah kata sebab
sama maknanya dengan kata “karena” Untuk itu dicoba
dengan tes (khusus kata sebab dan karena):
- Ia
sakit karena mandi hujan.
- Ia
sakit karena mandi hujan.
Terlihat bahwa kata “sebab” maupun kata “karena” dapat digunakan dalam
kedua kalimat ini.
Selain dua pendekatan ini, pendekatan
makna dapat dilihat pula dari hubungan-hubungan fungsi yang berbeda di dalam
bahasa. Pada umumnya orang membedakan pendekatan ekstensional (extensional) dan pendekatan intensional
(intensional).
Yang dimaksud dengan pendekatan
ekstensional ialah pendekatan yang memusatkan perhatian pada struktur-struktur
konseptual yang berhubungan dengan unit-unit utama (bandingkan dengan
pendekatan analitik).
Pendekatan ekstensional boleh saja
menunjuk pada keseluruhan, kejadian, abstraksi atau reaksi pembicara terhadap
satuan-satuan. Misalnya kita melihat kendaraan bertabrakan, maka dengan cepat
kita berkata “Ada kecelakaan.” Analisis kita segera berhubungan dengan (i)
pola-pola yang hadir bersama-sama, (ii) substitusi, binatang – kucing; dan
(iii) lawan kata. Pada peristiwa tabrakan tadi, kita mengetahui bahwa kejadian
seperti itu namanya tabrakan. Dengan kata lain kita mengerti makna kata
tabrakan, bertabrakan.
Sebaliknya, pendekatan intensional
memusatkan perhatian pada struktur-struktur konseptual yang berhubungan dengan
unit linguistik tertentu dan meramalkan bagaimana unit-unit tersebut dapat
digunakan di dalam usaha memaknakan acuan tertentu. Pendekatan intensional di
dasarkan pada prosedur mengontraskan dan membandingkan.
2.4 Pengertian Makna
Melalui Pendekatan Linguistik
1. Makna Leksikal
Makna leksikal adalah makna unsur-unsur bahasa (leksem)
sebagai lambang benda, peristiwa, obyek, dan lain-lain. Makna ini dimiliki
unsur bahasa lepas dari penggunaan atau konteksnya. Misalnya:
* kata tikus bermakna "binatang pengerat yang
bisa menyebabkan penyakit tifus". Makna ini akan jelas dalam kalimat
berikut.
Kucing
makan tikus mati.
Tikus itu
mati diterkam kucing.
Panen kali
ini gagal akibat serangan tikus
Jika kata tikus pada ketiga kalimat di atas bermakna
langsung (konseptual), maka pada kalimat berikut bermakna kiasan (asosiatif ).
“Yang menjadi tikus di kantor kami ternyata orang
dalam”.
2. Makna Langsung atau Konseptual atau Denotatif
makna kata atau leksem yang didasarkan atas
penunjukkan yang langsung (lugas) pada suatu hal atau obyek di luar bahasa.
Makna langsung atau makna lugas bersifat obyektif, karena langsung menunjuk
obyeknya.
Contoh berikut
secara konseptual bermakna sama, tetapi secara asosiatif bernilai rasa yang
berbeda.
wanita =
perempuan
gadis = perawan
kumpulan =
rombongan = gerombolan
karyawan =
pegawai = pekerja
Berdasarkan luas tidaknya cakupan makna yang
dikandungnya, makna langsung dapat dibedakan atas makna luas dan makna sempit.
3. Makna Gramatikal
Makna gramatikal adalah makna struktural yang
munculsebagai akibat hubungan antara unsur-unsur gramatikal dalamsatuan
gramatikal yang lebih besar. Misalnya, hubungan morfemdan morfem dalam kata,
kata dan kata lain dalam frasa atauklausa, frasa dan frasa dalam klausa atau
kalimat.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Makna
adalah suatu bentuk kebahasaan yang harus dianalisis dalam batas-batas
unsur-unsur penting situasi di mana penutur mengujarnya. Makna merupakan hubungan
antara bahasa dengan bahasa luar yang disepakati bersama oleh pemakai bahasa
sehingga dapat saling dimengerti. Batasan tentang pengertian makna sangat sulit
ditentukan karena setiap pemakai bahasa memiliki kemampuan dan cara pandang
yang berbeda dalam memaknai sebuah ujaran atau kata.
Makna
dapat dibicarakan dari dua pendekatan, yakni pendekatan analitik atau
referensial dan pendekatan operasional. Pendekatan analitik ingin mencari makna
dengan cara menguraikannya atas segmen-segmen utama, sedangkan pendekatan
operasional ingin mempelajari kata dalam penggunaannya. Pendekatan operasional
lebih menekankan, bagaimana kata dioperasikan di dalam tindak fonasi
sehari-hari.
3.2 Saran
Semoga dengan adanya makalah ini, wawasan pembaca
mengenai konsep makna melalui beberapa pendekatan dapat bertambah dan kemudian
para pembaca dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Chaer,
Abdul. 2007. Linguistik Umum.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Pateda,
Mansoer. 2001. Semantik Leksikal.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Pateda,
Mansoer. 1986. Semantik Leksikal.
Jakarta: PT Nusa Indah.
Tarigan,
Henry Guntur. 1985. Pengajaran Semantik.
Bandung: PT Angkasa.
http://
luluvikar.wordpress.com/2010/12/29/makna-dan-teori-tentang-makna-tugas/.
http://www.scribd.com/archive/plans?doc=53660888.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar